Pages

Senin, 11 Maret 2013

Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Belajar


Bismillah walhamdulillah...

Segala puji bagi Allah atas segala nikmat dan karuniaNya. Dialah Rabb langit dan bumi dan segala isinya. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang patut disembah selain Dia, dan aku bersaksi Bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah utusannya. Shalawat dan salam saya doakan teruntuk rasulullah yang mulia, Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam. 'Amma ba'du.
              

Alhamdulillah, Senin sore tanggal 11 Maret 2013, saya menemukan sebuah postingan di blog salah seorang sahabat yang sangat inspiratif. Postingan tersebut membuat saya kembali semangat untuk menuntut ilmu setelah sebelumnya saya sering lalai dalam masalah ini. Semoga Allah memberikan keistiqamahan kepada saya, sahabat saya tersebut dan para sahabat pembaca sekalian untuk senantiasa menuntut ilmu dan senantiasa merasa butuh akan ilmu.
               
Postingan yang saya baca tersebut menceritakan sepotong kisah tentang seseorang yang telah berusia lanjut namun semangatnya dalam menuntut ilmu benar-benar luar biasa. Subhanallah. Saya terkagum-kagum membacanya. Kalau kita pikir-pikir, seseorang yang telah berumur 40 tahun lebih, rata-rata sangat sedikit dari mereka yang masih mau belajar apalagi menghafal. Akan selalu ada penghalang yang mereka utarakan atau yang tidak diutarakan baik yang dibuat-buat maupun yang memang alami seperti turunnya daya ingat karena faktor usia. Namun, ketahuilah wahai sahabat, di luar sana, ada beberapa "orang-orang tua super" yang otaknya masih encer. Bahkan lebih encer dari anak-anak muda. Ada diantara mereka yang mendedikasikan dirinya untuk ilmu baik itu ilmu dunia maupun ilmu akhirat dan ada juga diantara mereka yang mendedikasikan dirinya untuk agama khususnya agama Islam. Tentu saja yang satu ini akan "mati-matian" mempelajari dan menghafal ilmu tentang Islam, menghafal Al-Qur'an dan as sunnah sampai-sampai mereka tak mau melupakan satu katapun dari ingatannya.

Salah satu dari "orang-orang tua super" tersebut adalah 'Abdurrahman bin Ahmad bin 'Abdullah Abu Bakr Al-Qoffaal Al-Marwaziy, seorang ulama dizamannya. Beliau adalah salah seorang ulama besar madhzab Syafi'i yang telah mengisi sisa waktunya dengan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Sebelumnya beliau merupakan seorang tukang kunci yang cukup terkenal (Bukan seorang pelajar atau penuntut ilmu). Tahukah engkau wahai sahabat, berapakah umur beliau ketika beliau mulai memfokuskan diri untuk belajar?? 40 Tahun! ya 40 tahun! Luar biasa bukan? Mungkin setelah engkau membaca sepotong kisah tentang awal mula beliau menuntut ilmu, engkau akan terkagum-kagum akan kegigihannya.

Pada hari itu, Al-Marwaziy mendatangi seorang syaikh di negerinya untuk belajar. Setelah menemui syaikh tersebut, sang syaikh mendiktekan kitab dari Imam Al-Muzaniy, salah seorang ulama syafi'iyyah, yang berjudul mukhtashor al-Muzaniy. Syaikh tersebut mendiktekan tiga kata kepada beliau,  هذا كتاب اختصرته  , yang artinya, "Ini adalah kitab yang telah kuringkas". Hanya tiga kata tersebut wahai sahabat. Ya tiga kata yang mungkin bagi kita akan sangat mudah menghafalnya ketimbang menghafal pelajaran sekolah (khususnya nama-nama aneh dari pelajaran biologi, ups...). Namun, tahukah engkau wahai sahabat, bagi Al-Marwaziy yang telah berumur 40 tahun tersebut, tiga kata itu merupakan hal yang sangat berat baginya.
               
Setelah beliau (Al-Marwaziy) pulang, beliau mulai menghafalkan, mengeja, membaca, dan mengulang-ngulang tiga kata tersebut. Hal ini dilakukan terus menerus dari Isya' sampai terbit fajar! Setelah beliau merasa hafal ketiga kata tersebut, beliaupun segera beranjak tidur untuk istirahat (tentu saja beliau tidak meninggalkan shalat subuh).
               
Ketika beliau telah bangun, ternyata tiga kata yang telah dihafal dengan susah payah tersebut terlupa! Mungkin jika kita berada pada posisi beliau, sebagian dari kita akan merasa biasa-biasa saja melupakan ketiga kata tersebut. Namun bagi beliau yang sangat semangat dalam menuntut ilmu, hal tersebut merupakan musibah!
               
"Apa yang harus kukatakan kepada syaikh" beliau kebingungan dan merasa sangat gusar.
               
Kemudian beliau keluar dari rumahnya untuk menemui sang syaikh. Di tengah perjalanan yang tidak jauh dari rumahnya, beliau ditegur oleh seorang wanita.
               
"Wahai Abu Bakar, sungguh engkau telah membuatku tidak tidur semalaman gara-gara engkau terus menerus mengatakan 'هذا كتاب اختصرته'!", gerutu wanita itu.
           
Mendengar hal tersebut, akhirnya beliaupun ingat kembali tiga kata yang telah beliau lupakan semenjak bangun dari tidurnya tadi. Beliaupun bisa menyetorkan hafalannya kepada sang Syaikh (Ini salah satu metode belajar, menghafal dan membacakan atau menyetorkan hafalan kita kepada seorang guru). Selesai menyetorkan hafalannya, beliaupun mengutarakan apa yang telah dialaminya kepada syaikh.
           
"Janganlah kejadian itu menghalangimu dari kesibukan (menghafal). Karena sesungguhnya jika engkau terus menerus menghafal dan menyibukkan diri dengannya, nanti hal tersebut akan menjadi suatu kebiasaan yang dengan hal itu menjadikanmu mudah untuk menghafal", Nasihat syaikh kepada beliau.

Akhirnya beliau selalu berusaha menyibukkan dirinya dengan menghafal hingga beliau wafat. Beliau wafat pada usia 80 tahun, jadi bisa dikatakan setengah dari umur beliau (40 tahun) digunakan untuk menutupi kelalaian yang telah beliau lalui sebelumnya.

Luar biasa bukan? Begitulah semangat yang seharusnya kita tiru, apalagi bagi sahabat-sahabat yang masih muda seperti saya yang masih bersentuhan dengan berbagai macam ilmu. Tentu saja otak kita masih dalam kondisi baik, ya kan? Tidak seperti orang lansia yang telah sulit untuk mengingat. Lantas, apalagi yang kita tunggu wahai sahabat. Yuuk, mari bersama-sama kita resapi nasihat sang syaikh di atas dan kita amalkan dengan sungguh-sunnguh sehingga nantinya kita semua akan mudah dan dimudahkan oleh Allah dalam mempelajari dan menghafal ilmu. Tentunya yang terpenting ilmu tentang agama kita sendiri. Semoga bermanfaat.

Allahu'alam

Diketik ulang dari: http://salafti.wordpress.com/

Related Post:

0 komentar:

Posting Komentar